Jumat, 16 Desember 2011

BISNIS BERBAGI #4 | 7 juli 2011

HORRAAAAY! Genap sebulan kegiatan ini berlangsung. Sekarang, sudah jadi semacam kebiasaan buat kumpul bareng setiap Kamis di markas Anjasmoro. Ketemu 100 dus nasi bungkus, rembuk rute, masukin dus ke bagasi mobil, lalu bergerilya di jalanan. Jalanan di depan mulai tergambar. Harapan mulai bermunculan. Masih hanya berupa sketsa, memang. Tapi aku yakin, kegiatan ini akan jadi satu kegiatan besar. Sukur-sukur bisa jadi macam Indonesia Mengajar. “NGIMPIII!!!” ahahahahaha. Bolelaa…

BB kali ke-empat ini mencoba rute baru yang berbeda dari dua minggu lalu. Awalnya rute kali ini adalah sepanjang Jalan Jendral Soedirman, Jalan Siliwangi, dan Jalan Raya Semarang – Kendal, namun terpaksa harus ditambah karena minimnya target operasi. ALHAMDULILLAH. Tidak banyak pengemis atau tuna wisma atau kaum dhuafa di wilayah itu.

Putar balik. Target selanjutnya adalah TPA JATIBARANG. Akses masuknya lewat Jalan Raya Semarang – Boja. OLALAA. JAUH!


TPA JATIBARANG

Panas dan gersang. Pohon sih ada: kelapa (macam di pantai saja kan?) tapi jumlahnya itu yang tak sesuai dengan luas wilayah. Letaknya hanya di pinggir-pinggir jalan sementara sampah terbentang luas di tengah-tengah areal. Jadilah yang tampak hanya terik, terik, dan terik matahari (bahkan sampah itu pun hampir tak terlihat lantaran silau terik matahari). Apalagi sekarang sudah masuk musim panas dan Semarang sedang panas-panasnya, jadi si terik berlipat-lipat ganda jumlahnya. Kalo para bule tau keadaan ini, TPA bisa jadi tempat wisata. Mereka pasti akan berbondong-bondong kemari lalu berjemur demi membakar kulit mereka (tanning).

Banyak sampah. Namanya juga TPA: Tempat Pembuangan Akhir, ya isinya apalagi bukan sampah?

Banyak sapi. Sapi di sini bagai kucing di kampung: banyak, liar, dan jinak. Sapi-sapi itu kiriman dari Pemkot. Mereka sengaja dikirim untuk membersihkan sampah-sampah organik. Bukan dengan menyapunya, melainkan dengan memakannya. Ya, sapi-sapi itu makan sampah organik. Kalo yang dimakan aja udah sampah, hasilnya apa? Sama-sama sampah sih, tapi taik sapi lebih punya nilai guna ketimbang sampah organik.

Kurang lebih 80 dus nasi bungkus berhasil dibagikan di TPA JATIBARANG. ALHAMDULILLAH.

Sekarang bertambah lagi satu target operasi BISNIS BERBAGI: pemulung atau penguli sampah.

grab from: wenceu

0 komentar:

Posting Komentar

Search

Jangan Menyerah

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes