Jumat, 16 Desember 2011

BISNIS BERBAGI PLUS

                                                                                                                                    tertanggal 3 Juli 2011

            Terhitung udah tiga kali kegiatan ini berlangsung. Aku baru ikut gabung setelah kali kedua dan beruntung bisa ikut terjun langsung ke lokasi untuk bertemu dengan yang-layak-menerima. Kita punya rencana, kegiatan ini rutin ada setiap minggunya. Doakanlah!

BISNIS BERBAGI PLUS itu macamnya bakti sosial, sebuah kegiatan yang dirancang sebagai bakti kepada lingkungan sekitar. Ide awal muncul dari temen-temen UNDIP jurusan administrasi bisnis (maka ada kata BISNIS di situ). Ide itu lalu berkembang dengan tidak menutup kemungkinan bagi orang lain di luar mahasiswa administrasi bisnis UNDIP untuk bergabung, contohnya aku, dengan kemudian menambah kata PLUS di situ. Jujur, aku sendiri cukup sulit untuk menganggap kata bisnis di situ adalah perwujudan dari mahasiswa administrasi bisnis. Alasannya sederhana: ‘kan aku bukan mahasiswa adbis.’ Hehe. Guyon denk.

Aku tetap menganggap kata bisnis di situ itu memang bisnis, usaha yang butuh modal dan punya hasil akhir. Ini bisnis, namun demikian, bukan sembarang bisnis. Bedanya dengan bisnis kebanyakan adalah modalnya yang suka-suka dengan hasil yang pasti-suka. Siapa yang gak suka kalau ternyata dengan modal seribu rupiah bisa punya sepetak tanah di surga? (amin!) Dua kata yang paling bener buat ngegambarin jenis bisnis ini adalah bisnis akherat. 

 Inti kegiatan adalah BERBAGI: memberi apa yang kita miliki. Wujudnya sederhana, hanya berupa nasi bungkus. Satu porsinya pun tak mewah hanya nasi, lauk, sayur, dan air, namun setidaknya ada perut yang kenyang dengannya dan uang yang tertunda keluar kantong karenanya. Sasarannya adalah perut para dhuafa, gelandangan, dan anak jalanan yang raganya tengah berjibaku dengan terik matahari. Satu kata sederhana yang punya segudang makna inti kegiatan ini adalah sedekah.

Setiap minggunya terhitung seratus nasi bungkus berhasil keluar markas BB+. Ada rasa lega dan bahagia tapi juga ada miris dan khawatir. Lega karena apa yang udah dibikin gak sia-sia. Bahagia lantaran ekspresi wajah mereka saat menerima lalu melahapnya. Tapi miris. Miris karena ternyata masih banyak orang yang gak seberuntung aku padahal kita mijak tanah yang sama. Satu rasa lagi yang tersisa: khawatir. Apakah kelakuanku ini justru meningkatkan angka kemiskinan kota Semarang karena mereka enggan beranjak ke taraf hidup yang lebih baik? Ah! Terlampau cepat, sepertinya, pikiran ini melaju. Maafkanlah!


Tulisan ini adalah awal dimulainya lembaran-lembaran baru berlabel BB+.
Nantikanlah kedatangannya, teman!

grab from: wenceu

0 komentar:

Posting Komentar

Search

Jangan Menyerah

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes